Covid Memberikan Serangan Serius Lagi, Kali Ini Menyerang Kewarasan Anda

Best Ozone Therapy in Bali

Covid Memberikan Serangan Serius Lagi, Kali Ini Menyerang Kewarasan Anda

Berbicara tentang Covid19, sepertinya siklus tersebut terus berulang khususnya di Indonesia. Angka positif semakin meningkat, sebaliknya kapasitas tempat tidur rumah sakit tidak membaik dan mulai turun. Ini benar-benar kebenaran yang menghancurkan harapan banyak orang dan Covid19 tidak pernah membiarkan kita lega, bahkan satu hari pun. Seminggu yang lalu, para ilmuwan telah menemukan masalah besar pada pasien Covid19, delirium telah dilaporkan sebagai salah satu efek samping Covid19.

Apa itu Delirium?

Delirium adalah gangguan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan kebingungan berpikir dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan. Ini memungkinkan Anda untuk mengalami perubahan mendadak di otak yang menyebabkan kebingungan mental dan gangguan emosional. Itu membuat sulit untuk berpikir, mengingat, tidur, memperhatikan, dan banyak lagi. Awal delirium biasanya cepat – dalam beberapa jam atau beberapa hari. Mereka sering berfluktuasi sepanjang hari, dan mungkin ada periode tanpa gejala. Gejala cenderung menjadi lebih buruk pada malam hari saat gelap dan segala sesuatunya tampak kurang familiar.

Apa penyebab Delirium?

Saat Anda mengalami kesulitan bernapas karena asma atau kondisi lain, otak Anda tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan. Kondisi atau faktor apa pun yang secara signifikan mengubah fungsi otak Anda dapat menyebabkan kebingungan mental yang parah, yang memicu terjadinya delirium.

Baca juga : Bisakah Terapi Ozon Membantu Menyembuhkan Covid-19?

Penyakit yang menyebabkan peradangan dan infeksi, seperti pneumonia, kekurangan oksigen, dapat mengganggu fungsi otak. Selain itu, mengonsumsi obat tertentu seperti obat tekanan darah atau penyalahgunaan obat dapat mengganggu zat kimia di otak.

Penarikan alkohol dan makan atau minum zat beracun juga bisa menyebabkan delirium.

Lihatlah dirimu sendiri

Tanda dan gejala delirium utama termasuk di bawah ini.

Kesadaran lingkungan berkurang secara signifikan

Ini dapat mengakibatkan:

  • Ketidakmampuan untuk tetap fokus pada suatu topik atau untuk beralih topik
  • Terjebak pada suatu ide daripada menanggapi pertanyaan atau percakapan
  • Mudah terganggu oleh hal-hal yang tidak penting
  • Menyendiri, dengan sedikit atau tanpa aktivitas atau sedikit respons terhadap lingkungan

Gangguan kognitif

Ini dapat memicu sebagai:

  • Memori yang buruk, terutama tentang kejadian baru-baru ini
  • Disorientasi – misalnya, tidak tahu di mana Anda berada atau siapa Anda
  • Kesulitan berbicara atau mengingat kata-kata
  • Pidato bertele-tele atau omong kosong
  • Kesulitan memahami pembicaraan
  • Kesulitan membaca atau menulis

Perubahan Perilaku

Ini dapat termasuk:

  • Melihat hal-hal yang tidak ada (halusinasi)
  • Kegelisahan, agitasi atau perilaku agresif
  • Memanggil, mengerang atau membuat suara lain
  • Menjadi pendiam dan menarik diri – terutama pada orang dewasa yang lebih tua
  • Gerakan melambat atau lesu
  • Kebiasaan tidur yang terganggu
  • Pembalikan siklus tidur-bangun malam hari

Gangguan emosional

Ini mungkin muncul sebagai:

  • Kecemasan, ketakutan, atau paranoia
  • Depresi
  • Lekas ​​marah atau marah
  • Perasaan gembira (euforia)
  • Apatis
  • Perubahan suasana hati yang cepat dan tidak terduga
  • Kepribadian berubah

Delirium bisa menjadi keadaan darurat yang mengancam jiwa. Pasien yang terkena memerlukan evaluasi yang sesuai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan neurologis serta tes laboratorium.

Baca juga : Mengenal Jenis-Jenis Terapi Ozon dan Manfaatnya

Pemeriksaan fisik harus mengevaluasi kepala sampai kaki dan tanda-tanda vital untuk menentukan kemungkinan penyebabnya. Pemeriksaan neurologis harus fokus pada evaluasi temuan fokal baru yang menunjukkan penyebab intrakranial, misalnya, stroke. Delirium adalah kelainan yang sangat umum terlihat pada pasien rawat inap. Diagnosis dan pengelolaannya sangat kompleks dan paling baik dilakukan dengan tim interprofesional yang mencakup ahli saraf, psikiater, internis, intensivist, dan perawat ICU. Perawat sering kali menjadi orang pertama yang mendeteksi adanya delirium dan harus berkomunikasi sesegera mungkin dengan tim; karena semakin cepat kondisi tersebut dikelola, semakin baik hasilnya. Pada saat yang sama, perawat harus menjaga lingkungan yang tenang bagi pasien, memastikan keselamatan pasien, dan berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ozone Therapy by Mr.Chai