Cek Apakah Wasirmu Bisa Sembuh Disini
Wasir atau ambeien adalah penyakit yang dalam bahasa medis disebut hemoroid itu dapat dipahami sebagai sebuah kondisi di mana pembuluh darah di sekitar anus melebar atau membesar karena adanya peningkatan tekanan. Keberadaan wasir tak selalu menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal pada bagian anus, tapi saat gejala itu muncul, penderita juga bisa mengalami perdarahan lewat anus. Dilansir dari Kompas.com yang memuat wawancara dengan Dokter Spesialis Bedah Rumah Sakit Dr. Oen Kandang Sapi Solo, dr. Joni Then, Sp.B, wasir dapat menyebabkan gejala lain berupa ditemukan lendir setelah buang air besar (BAB) serta benjolan tergantung di luar anus.
Berdasarkan tingkat keparahan, wasir bisa diklasifikasikan ke dalam empat kategori. Masing-masing kategori wasir ini memiliki gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda.
Wasir derajat I memiliki gejala adanya inflamasi atau pembengkakan yang berukuran kecil di dalam dinding anus dan tidak terlihat di luar anus. Penderita wasir ini terkadang juga mendapati darah segar saat BAB.
Wasir derajat II memiliki gejala pembengkakan lebih besar dari derajat I dan benjolan tersebut keluar dari anus saat BAB. Benjolan kemudian akan masuk kembali dengan sendirinya seusai BAB.
Wasir derajat III ditandai dengan adanya satu atau beberapa benjolan kecil yang menggantung di anus, namun bisa didorong untuk masuk kembali dengan jari secara perlahan
Wasir derajat IV memiliki gejala di mana benjolan besar ditemukan menggantung dari anus dan tidak bisa didorong kembali. Benjolan ini akan mengeras, dan menimbulkan rasa nyeri yang mengakibatkan rasa tidak nyaman yang menganggu saat penderitanya beraktivitas.
Dokter Joni mengatakan, semua kategori wasir dapat diobati. Baik secara konvesional yang membutuhkan waktu berlebih atau tindakan bedah yang memberikan hasil yang instan.
Reese (2009) menyebutkan bahwa penyebab sesungguhnya dari wasir yang bergejala tidak diketahui dengan jelas. Sejumlah faktor dipercaya turut berperan, termasuk: kebiasaan buang air besar yang tidak teratur (konstipasi atau diare), kurang olahraga, faktor nutrisi (diet rendah serat), peningkatan tekanan intra-abdomen (kembung berkepanjangan, ascitis, adanya massa intra-abdomen, atau kehamilan), genetik, tidak adanya katup di dalam pembuluh-pembuluh hemoroid, dan usia lanjut (Lorenzo dan Rivero, 2009). Faktor lain yang diduga meningkatkan risikonya termasuk kehamilan, obesitas dan duduk dalam jangka waktu lama (Schubert et al.,2009).
Lorenzo dan Rivero (2009) merekomendasikan perawatan untuk wasir dapat berupa diet tinggi serat, asupan cairan secara oral untuk menjaga agar tubuh tidak mengalami dehidrasi atau penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS). Karena berdasarkan penelitiannya, asupan serat yang tinggi memberikan hasil yang baik dan dapat dicapai dengan mengubah diet atau mengkonsumsi suplemen serat. Serat membuat usus tidak mengejan dan menekan terlalu keras sehingga risiko terjadinya inflamasi di bagian anus berkurang.
Selain merekomendasikan diet tinggi serat, Lorenzo dan Rivero (2009) menganjurkan untuk tidak menggunakan banyak obat topikal dan supositoria untuk mengobati hemoroid, karena dapat menyebabkan penipisan kulit jika digunakan lebih dari 14 hari.
Mempelajari dari para ahli di atas, pengobatan terbaik wasir adalah dengan mencegahnya terjadi. Konsumsi tinggi serat sangat direkomendasikan. Jika anda merasa tidak memiliki waktu untuk mengonsumsi dan mengolah sayur atau buah-buahan, anda selalu memiliki alternatif untuk mengonsumsi ekstraknya. Pilihlah sayur dan buah-buahan yang organik, agar kesehatan anda terjaga dari bahaya bahan kimiawi.
Daftar Pustaka :
Lorenzo-Rivero, S (2009). “Hemorrhoids: diagnosis and current management”
Schubert, MC; Sridhar, S; Schade, RR; Wexner, SD (2009). “What every gastroenterologist needs to know about common anorectal disorders”. World J Gastroenterol.
Reese, GE (2009 Jan 29). “Haemorrhoids”. Clinical evidence. 2009
https://health.kompas.com/read/2019/12/14/110000468/mengenal-penyakit-wasir-gejala-hingga-cara-kurangi-nyeri?page=all. Penulis : Irawan Sapto Adhi. Editor : Resa Eka Ayu Sartika