Bisakah Menjalani Terapi Ozon Untuk Covid?

Best Ozone Therapy in Bali

Bisakah Menjalani Terapi Ozon Untuk Covid?

*Artikel ini ditulis sesuai dengan Jurnal Ilmiah dan dilindungi oleh Hak Cipta

Hingga saat ini, kita masih memikirkan solusi untuk terhindar dari Covid-19. Berita terbaru kini vaksin untuk virus Corona mulai diproduksi walau harus melalui uji coba yang cukup panjang. Terapi ozon untuk covid juga digadang-gadang sebagai alternatif yang cukup efektif.

Namun, sebenarnya bagaimana fakta aslinya?

Karena penuhnya fasilitas kesehatan saat ini, tak jarang para penderita virus terpaksa untuk melakukan isolasi mandiri di rumah dan tidak mendapatkan perawatan yang memadai. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh He et al., (2020) yang berasal dari Wuhan membuktikan bahwa terapi ozon dapat membantu mempercepat kesembuhan bagi para penderita. Para peneliti melakukan uji coba pada penderita virus Covid-19 yang menjadi relawan  untuk menguji efektivitas terapi ozon terhadap virus ini.

Uji Coba Terapi Ozon Untuk Covid : Sampel 1

Seorang laki-laki berusia 53 tahun dirawat di Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan pada 20 Februari 2020 karena demam ringan dan dispnea (sesak napas) selama 7 hari, disertai dengan sakit kepala, pilek, kelelahan dan kehilangan nafsu makan.

Saat  masuk ke rumah sakit, ia menunjukkan kesadaran yang jelas dengan suhu tubuh 37,5 ℃. CT Scan pada dada mengungkapkan beberapa bayangan kecil berupa plak, perubahan linear interstitial dan konsolidasi di kedua paru-paru. Dia dikonfirmasi COVID-19 pada  21 Februari 2020.

Limfopeni (rendahnya kadar sel darah putih dalam tubuh) dan peningkatan CRP (C-Reactive Protein). Tingkat CRP yang tinggi dalam darah adalah penanda terjadinya peradangan. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari infeksi hingga kanker. IL-6 atau interleukin yang merupakan komponen antibodi yang dihasilkan oleh sel darah putih beserta hipoksemia (rendahnya kadar oksigen dalam darah) ringan dicatat dalam tes laboratorium.

Setelah masuk, pasien diberi terapi antivirus, antibiotik, imunoglobulin, omeprazole, oksigen tambahan 3L/menit. Dia dirawat dengan Ozon-MAH (Major Auto Haemotherapy) pada 25 Februari 2020, sekali sehari selama 7 hari berturut-turut. Dengan pengobatan MAH, gejalanya dengan cepat menghilang.

Pasien berhasil sembuh dan dipulangkan pada 14 Maret 2020, setelah tes PCR negatif dua kali berturut-turut pada usapan (swab) nasofaring dan memenuhi kriteria sembuh lainnya. Tidak ada efek samping terkait MAH yang dilaporkan.

Uji Coba Terapi Ozon Untuk Covid : Sampel 2

 

Hasil yang menggembirakan juga dilaporkan dari relawan kedua yaitu, seorang laki-laki berusia 66 tahun.  Ia memiliki demam disertai dengan batuk dan sakit tenggorokan, dengan suhu tubuh tertinggi 39,2 ℃. Pria ini memiliki riwayat penyakit pernapasan kronis.

Untuk CT scan dada pada 23 Januari 2020 menunjukkan gejala yang nampak seperti infeksi virus pneumonia.  Pasien dirawat di pusat kesehatan masyarakat dengan status “terduga COVID-19” dan dikonfirmasi COVID-19 pada 25 Januari 2020. Namun, terapi antivirus dan antibiotik tidak memperbaiki kondisinya, batuk, hemoptisis dan dispnea terjadi. Setelah dirujuk pada tanggal 5 Februari 2020, ia diberi terapi antivirus, antibiotik, imunoglobulin, oksigen tambahan 3L / menit.

Pasien dirawat dengan Ozon-MAH sejak 15 Februari 2020, sekali sehari selama 7 hari berturut-turut. Setelah perawatan MAH, ia pulih dengan cepat dengan berbagai indikator dalam tes laboratorium menunjukkan angka normal. Dibandingkan dengan hasil laboratorium awal, tindak lanjut CT scan menunjukkan bahwa fungsi paru-parunya mulai membaik.

Setelah memenuhi kriteria pemulangan sesuai dengan standar rumah sakit, pasien meninggalkan rumah sakit pada 22 Februari 2020. Tidak ada kejadian buruk terkait MAH yang terjadi.

Kesimpulan Aplikasi Terapi Ozon untuk Covid

 

terapi ozon untuk covid

Secara keseluruhan, Hu dan kawan-kawannya berpendapat bahwa terapi ozon dapat menjadi modalitas yang berguna dalam mengendalikan infeksi COVID-19, namun, studi klinis lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efektivitas, dosis ozon yang optimal dan durasi pengobatan yang tepat.

Hasil ini tentu menjadi temuan yang melegakan bagi kita semua, dimana kita mulai dapat mengaplikasikan terapi ozon dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya meningkatkan immunitas, terapi ozon juga berpotensi untuk menjadi penyembuh yang handal dalam menangani infeksi virus Covid-19.

Namun perlu diingat bahwa mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Tetap lakukan protokol kesehatan dengan mengenakan masker, mencuci tangan secara berkala dan menghindari berkerumun.

Selain itu, penelitian dari Cattel et. al (2021) juga mendukung hasil ilmiah yang dilaporkan oleh Ke Hu dan kawan-kawan. Jika anda tertarik untuk menjalani terapi ozon, anda dapat menghubungi kami disini.

Sumber:

Ke Hu, MD., Zhishui, Zheng, Minglin, Dong. A preliminary evaluation on the efficacy of ozone therapy in the treatment of COVID-19.2020. Department of Respiratory and Critical Care Medicine, Renmin Hospital of Wuhan University, Zhangzhidong Road No. 99,Wuhan 430060.

One Response

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright protected.You cannot copy content of this page

Ozone Therapy by Mr.Chai