Awas! Garam Dapur Membahayakan Ginjal

Best Ozone Therapy in Bali

Awas! Garam Dapur Membahayakan Ginjal

Dalam hal mengonsumsi garam, tirulah orang Eskimo, warga Dayak atau Indian Inca. Mereka nyaris tidak makan garam, tapi tetap bisa hidup. Menu mereka cenderung hambar, namun tidak ada yang kurang dalam kelangsungan kerja mesin tubuhnya. Dan memang seperti itulah yang sesungguhnya tubuh kita butuhkan. Hindari masuk restoran masakan Cina atau India jika anda sedang pantang garam. Menu asin terbentuk lebih karena budaya orang urban manakala rasa enak garam dapur ditemukan. Budaya gemar mengonsumsi garam tanpa disadari telah membuat ginjal tersiksa dan bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan natrium dari garam yang ditelan setiap hari. Padahal tubuh tidak memerlukan garam sebanyak kebiasaan budaya makan kita. Kita rata-rata menelan 5-6 kali lipat kebutuhan garam tubuh dari menu harian.

Dalam garam da[ut terkandung unsur natium dan klor. Unsur natrium penting untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, selain ebrtugas dalam transmisi saraf dan kerja otot. Kita boleh saja tidak makan garam, asal ada natrium dalam menu harian,. Banyak menu harian yang menyimpan natrium dan itu sudah bisa mencukupi kebutuhan tubuh. NamunĀ  oleh karena natrium yang secara alami terkandung dalam bahan makanan tidak berikatan dengan klor sehingga tidak memberi cita rasa asin pada lidah kita. Itu berarti, kendati menu yang kita konsumsi tanpa garam atau tak bercita rasa asin, tidak bermakan tubuh kita tidak memperoleh kecukupan garam. Demikian pula kebanyakan menu harian orang Eskimo, Dayak dan Indian yang tidak asin namun tubuh tidak kekurangan sodium.

Jadi sebetulnya lidah kitalah yang sudah dirusak oleh budaya makanan asin, sehingga cenderung salah memilih menu yang sesuai dengan yang tubuh butuhkan. Garam di meja makan kita adalah bukti tradisi bahwa tuntutan lidah orang modern cenderung merasa menunya kurang asin.

Tubuh membutuhkan kurang dari tujuh gram dapur sehari atau setara dengan 3.000 mg natrium. Kebanyakan menu harian kita memberi berlipat-lipat kali lebih banyak dari itu. AKibatnya selain meninggikan tekanan darah, kerja ginjal jadi jauh lebih berat untuk membuangnya. Jika sangat berlebihan bisa membuat kerja otak terganggu.

Satu sendok teh garam dapur berisi 2.000 mg natrium. Natrium yang terkandung dalam setiap menu modern rata-rata adalah sekitar 500 mg. Pada takaran itu ginjal sudah perlu lembur untuk tetap mempertahankan keseimbangan cairan dan asam-baa agar mesin tubuh tak kacau dari penyakit akibat kelebihan sodium tidak sampai muncul. Jenis makanan yang banyak mengandung natrium antara lain, soda kue, menu yang dipanggang, keju, makanan kaleng dan laut, serta biji-bijian.

Di kawasan Uni Eropa sekarang ini sudah ada ketentuan labelisasi produk untuk natrium, agar konsumen tidak terjebak mengonsumsinya secara berlebihan. Di antaranya, aneka jenis saus, ikan yang sudah diproses, roti, sup, bumbu bergaram (MSG) dan sekarang juga termasuk semua jenis makanan bayi.

Bukan hanya darah tinggi, orang yang mengida penyakit jantung dan tungkainya bengkak juga perlu membatasi asupan garam. Begitu juga jika mengidap penyakit ginjal,keracunan kehamilan dan gangguanhati. Termasuk mereka yang sedang menjalani terapi obat golongan kortikosteroid.

Selain itu, banyak gangguan yang meninggikan kadar garam dalam darah, seperti pada penyakit diabetes ini., gagal ginjal menahun, kelebihan zat kalsium atau kekurangan kalium, termasuk jika tubuh kehilangan cairan seperti apd abanyak berkeringat, diare dan kurang minum.

Namun jika pantangan garam terlalu berlebihan juga dapat membahayakan tubuh. Kekurangan natrium dan klor secara drastis dapat menjadi beban lain bagi ginjal yaitu dengan terjadinya pembengkakan atau edema. Untuk itu, konsumsilah garam secukupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ozone Therapy by Mr.Chai